PENAJAM – Meski Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sudah cukup lama diterapkan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), banyak sekolah di wilayah ini masih terkendala masalah fasilitas. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) PPU, Andi Singkeru, mengakui bahwa kekurangan laboratorium komputer dan perangkat seperti laptop serta komputer menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan UNBK. Disdikpora berfokus melengkapi fasilitas ini secara bertahap, meskipun saat ini siswa masih terpaksa menggunakan perangkat yang kurang ideal, seperti ponsel, untuk simulasi dan ujian.
Andi Singkeru menjelaskan bahwa banyak sekolah di PPU belum memiliki laboratorium komputer yang memadai untuk pelaksanaan UNBK. Meskipun begitu, Disdikpora terus berupaya memperbaiki situasi ini dengan melengkapi fasilitas sekolah secara bertahap.
“Saat ini, kami lebih fokus pada pengadaan komputer atau laptop, karena itulah yang paling mendesak,” ujarnya saat ditemui di Kantor Disdikpora PPU, Senin (10/9).
Andi juga menyoroti bahwa pihaknya masih sering menerima laporan tentang siswa yang mengikuti simulasi atau UNBK dengan menggunakan perangkat selain laptop atau komputer. Beberapa siswa bahkan menggunakan ponsel, yang dianggap kurang sesuai untuk ujian berbasis komputer.
“Ini masalah utama yang sedang kami hadapi, di samping upaya membangun infrastruktur seperti laboratorium komputer,” paparnya.
Lebih lanjut, Andi menyebutkan bahwa simulasi penggunaan komputer atau laptop kini sudah mulai diterapkan dari kelas 4 SD, sementara untuk tingkat SMP dimulai dari kelas 1.
Selain untuk siswa, Disdikpora PPU juga berencana melengkapi fasilitas bagi guru. “Kami berencana mengajukan pengadaan laptop atau iPad untuk setiap guru agar proses transfer ilmu kepada siswa bisa lebih maksimal,” jelas Andi.
Dengan fasilitas yang memadai, Andi berharap proses pengajaran bisa lebih terarah dan efektif, karena para guru akan lebih menguasai teknologi yang digunakan. (sg/ara/adv/pie)