PENAJAM – Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tahun 2024 masih tergolong rendah, baru mencapai 39,7 persen hingga triwulan ketiga. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) PPU, Muhajir, mengungkapkan bahwa salah satu penyebabnya adalah penambahan alokasi anggaran perubahan yang baru disahkan pada Agustus, serta proyek fisik yang belum ditagihkan oleh pihak ketiga.
“Serapan realisasi ini juga dipengaruhi oleh penambahan alokasi anggaran dalam perubahan APBD. Jika dibandingkan dengan realisasi sebelumnya, sebenarnya sudah cukup tinggi,” ujar Muhajir pada Jumat (6/9).
Ia menjelaskan, meskipun realisasi proyek fisik sudah berjalan baik, banyak pihak ketiga yang belum melakukan penagihan atas pekerjaan yang telah selesai. Hal ini menyebabkan pembayaran tertunda, yang berdampak pada rendahnya serapan anggaran. Selain itu, kenaikan alokasi anggaran dari 2,6 triliun rupiah menjadi 3,1 triliun rupiah juga turut memengaruhi persentase serapan.
“Jika kita bandingkan realisasi fisik dan keuangan, realisasi fisik sudah cukup tinggi. Namun, pihak ketiga belum banyak yang menagih, sehingga dalam basis data kami, ketika Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) diterbitkan, barulah tercatat sebagai realisasi keuangan,” jelasnya.
Muhajir menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan agar serapan anggaran bisa maksimal. Ia juga optimis target realisasi APBD tahun 2024 akan mencapai 95 persen pada akhir tahun mendatang.
“Kami terus berupaya agar target realisasi APBD 2024 dapat tercapai, dan optimis bisa mencapai 95 persen di akhir tahun,” tutupnya. (nm/ara/adv/pie)