SAMARINDA – Persoalan sampah di Kota Tepian terus menjadi tantangan, namun pendekatan baru yang digagas DPRD Samarinda membuka harapan.
Kepada awak media, anggota Komisi III DPRD Samarinda, Andriansyah, menyampaikan bahwa penanganan sampah tidak cukup hanya di hilir seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA), melainkan harus dimulai dari sumbernya, yakni rumah tangga.
Pendekatan ini dinilai lebih berkelanjutan dan mampu membentuk kebiasaan masyarakat yang lebih peduli lingkungan.
“Betul, dari sumbernya juga harus diselesaikan,” Ungkapnya. Selasa (12/8/2025).
Lebih lanjut, Aan sapaan karibnya mengakui masih banyak keluhan dari warga terkait pengelolaan sampah, meskipun Pemkot Samarinda telah melakukan berbagai upaya serius. Namun menurutnya, tanpa menyentuh akar masalah, yaitu budaya memilah sampah dari rumah, hasilnya tidak akan maksimal.
“Kami mulai dari hulunya. Saya sendiri turun langsung ke warga, memberikan contoh cara memilah sampah yang sederhana tapi berdampak besar,” Jelas Aan.
Inovasi juga datang dari sisi anggaran. Andriansyah mengapresiasi langkah Wali Kota Andi Harun yang memfasilitasi alokasi dana Probebaya untuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Ini bentuk komitmen dan pengertian kuat dari Pemkot bahwa persoalan sampah tidak bisa selesai tanpa dukungan anggaran,” ungkapnya.
Ia juga menyebut saat ini DPRD tengah membahas APBD Perubahan 2025 dan APBD Murni 2026, yang diharapkan mengakomodasi usulan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Lebih jauh, politisi Partai Demokrat itu melihat potensi besar dari sampah jika dikelola dengan pendekatan ekonomi sirkular. “Sampah itu akan menjadi sampah kalau tidak dipilah. Tapi kalau dipilah, dia jadi komoditas,” Tutupnya. (ADV)