SAMARINDA — Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, masyarakat dihebohkan dengan maraknya pengibaran bendera bergambar bajak laut dari serial anime Jepang One Piece di beberapa sudut Kota Samarinda.
Simbol khas dari karakter bajak laut ini juga terlihat menghiasi sejumlah kendaraan warga, memancing reaksi beragam dari publik.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Samarinda, Abdul Rohim, meminta masyarakat untuk menyikapi secara proporsional. Menurutnya, bahwa pengibaran bendera tersebut lebih merupakan bentuk ekspresi atau kritik sosial, bukan tindakan makar atau penghinaan terhadap negara.
“Selama belum ada indikasi kuat bahwa ini bagian dari gerakan terorganisir atau separatis, saya melihat ini sebagai kritik sosial masyarakat. Jadi tidak perlu dianggap ancaman yang serius,” Ungkap Rohim sapaan karibnya. Jum’at (15/8/2025).
Lebih lanjut, Rohim menjelaskan bahwa suatu tindakan hanya dapat dikategorikan makar apabila terdapat struktur gerakan yang jelas, termasuk mobilisasi massa, pendanaan, serta jaringan yang mengarah pada pemisahan wilayah atau pemberontakan terhadap negara.
“Kalau sampai ada unsur makar, pasti bisa terbaca. Tapi ini tidak sampai ke sana. Ini lebih pada bentuk simbolik dari keresahan atau ekspresi masyarakat,” Jelasnya.
Untuk itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengimbau agar pemerintah tetap tenang dan tidak bertindak reaktif terhadap fenomena ini. Namun ia menekankan bahwa pengawasan tetap perlu dilakukan secara cermat.
“Pemantauan tetap penting. Pemerintah cukup awasi dulu, dan bertindak tegas jika ekspresi ini benar-benar ditunggangi oleh kepentingan yang mengancam persatuan bangsa,” pungkas Rohim. (ADV)